Selamat datang di blog Yudi Friansyah, Semoga blog ini dapat bermanfaat untuk rekan semua

Rabu, 24 Agustus 2011

JARINGAN PADA TUMBUHAN

Posted by rafly 01.16, under | No comments

Tidak hanya pada manusia saja tumbuhanpun memiliki jaringan-jaringan, diataranya:

A. Jaringan Meristem

Meristem/jaringan muda adalah sekelompok sel tumbuhan yang aktif membelah. Ciri-cirinya : (1)Ukuran sel kecil, (2)Dinding tipis, (3)Selnya kuboid/prismatis, (4)Nukleus relatif besar, (5)Vakuola kecil dan kaya sitoplasma.

Dalam tiap pembelahan, sel anakan (pemula) tetap berupa meristem, sedangkan sel anakan yang lain mengalami modifikasi.

1. Berdasarkan asal pembentukan

a. Promeristem, jaringan meristem yang ada sejak tingkat embrio,

b. Meristem primer, jaringan meristem pada tumbuhan dewasa dan masih membelah diri. Terdapat pada ujung akar dan batang dan akar.

c. Meristem sekunder, jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem primer. Contohnya adalah kambium (lapisan sel-sel yang aktif membelah dan terdapat di antara xilem dan floem. Kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder (batang membesar). Pada masa pertumbuhan, kambium yang tumbuh ke dalam lebih aktif daripada ke dalam.

2. Berdasarkan letak

a. Meristem apikal

Selalu terdapat pada ujung akar dan batang tumbuhan. Pada pemanjangan meristem apical, akan dihasilkan tunas apical (yang akan berkembang menjadi cabang samping, daun, bunga). Pertumbuhan apikal disebut primer. Hasilnya adalah jaringan primer.

b. Meristem interkalar

Terletak di antara jaringan meristem primer dewasa. Juga sebenarnya merupakan bagian meristem apical yang tertinggal. Pertumbuhannya memunculkan bunga. Contohnya adalah: batang rumput (gramineae).

c. Meristem lateral

Menghasilkan pertumbuhan sekunder (pembesaran batang). Ada dua jenis kambium:

i. Vaskuler: Proses penebalan selama pertumbuhan sekunder.

ii. Gabus/Felogen: menghasilkan lapisan pelindung akibat aktivitas kambium vaskuler.

B. Jaringan permanen

Merupakan jaringan yang bersifat non-meristematik. Terbentuk dari diferensiasi sel meristem. Juga merupakan jaringan terspesialisasi untuk mendukung fungsi tertentu.

1. Jaringan epidermis

Merupakan jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan (akar, batang, daun). Fungsinya sebagai pelindung organ tumbuhan bagian dalam. Fungsi khususnya pelindung dari :n (1) Kehilangan air, (2) Kerusakan mekanik, (3) Perubahan suhu, (4) Hilangnya zat makanan.

Cirinya antara lain : (1) Sel hidup, (2) Persegi panjang, (3) Susunan sel rapat, (4) Tidak memiliki klorofil, (5) Derivat jaringan epidermis.

a. Stomata (mulut daun)

Merupakan celah pada jaringan epidermis yang dibatasi oleh dua sel penjaga, sel penjaga berisi kloroplas. Stomata berfungsi sebagai:

i. Jalan masuk CO2 dan jalan keluar O2,

ii. Jalan penguapan (transpirasi),

iii. Jalan pernafasan (respirasi).

b. Trikomata (rambut-rambut)

Merupakan modifikasi epidermis berupa rambut-rambut. Hampir terdapat pada seluruh permukaan organ.

i. Trikomata dibagi menjadi dua:

Þ Non-gladuler : sel tidak mengeluarkan zat sekretoris,

Þ Gladuler : rambut pelindung mengeluarkan zat sekretoris.

ii. Trikomata berfungsi antara lain :

Þ Mengurangi penguapan,

Þ Mengurangi gangguan manusia dan binatang,

Þ Membantu penyebaran biji,

Þ Membantu perkecambahan biji,

Þ Membantu penyerbukan bunga,

Þ Alat untuk ‘memanjat’,

Þ Meneruskan rangsangan.

c. Spina (duri)

Merupakan alat tambahan di bagian batang di epidermis. Spina terdiri dari :

i. Spina palsu : alat tambahan di bagian batang epidermis,

ii. Spina asli : dibentuk oleh jaringan dari dalam stele batang (silinder pusat).

d. Velamen

Merupakan lapisan sel mati di bagian dalam epidermis bagian atas daun. Berfungsi sebagai alat penyimpan air.

e. Sel kipas/motor cell/bulliform cell

Merupakan alat tambahan epidermis bagian atas daun, terutama pada Gramineae. Bambu dan Cyperaceae: rumput teki. Sel kipas berfungsi sebagai penyimpan air. Jika penguapan terlalu besar, daun akan menggulung.

2. Jaringan Parenkim

Merupakan jaringan dasar yang ada hamper di semua bagian.

a. Disebut jaringan dasar karena:

i. Menyusun sebagian besar jaringan,

ii. Terdapat di jaringan lain (xilem dan floem),

iii. Selubung berkas pengangkut

b. Ciri-cirinya:

i. Sel hidup berukuran besar dan tipis,

ii. Bentuk segienam,

iii. Banyak vakuola,

iv. Inti mendekati dasar sel,

v. Mampu bersifat merismatis,

vi. Tidak rapat.

c. Menurut fungsinya:

i. Parenkim asimilasi : tempat pembuatan zat makanan. Misalnya tumbuhan hijau.

ii. Parenkim penimbun : menyimpan cadangan makanan karena vakuola besar. Misalnya umbi, rimpang, biji berupa pati, minyak alkaloid,

iii. Parenkim air : mampu menyimpan air. Misalnya kaktus xerofit,

iv. Parenkim pengangkut: terdapat sekitar xylem dan floem,

v. Parenkim penyimpan udara : dapat menyimpan udara karena ruang antar sel besar.

vi. Parenkim penutup luka : memiliki kemampuan regenerasi dengan menjadi meristematik.

3. Jaringan Penyokong

Berperan menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Fungsinya antara lain:

a. Jaringan kolenkim

Merupakan jaringan hidup yang punya banyak sifat jaringan parenkim, secara struktural dapat dianggap parenkim penunjang organ muda.

b. Jaringan sklerenkim

Merupakan jaringan penunjang yang terdapat pada organ tumbuhan yang telah dewasa. Dinding sel tebal dan ber-lignin (zat kayu), protoplasma mati setelah dewasa. Terdiri dari:

i. Serabut sklerenkim : sel-sel panjang dan sempit yang berujung runcing.

Þ Serabut xiler adalah sklerenkim pada jaringan xylem.

Þ Serabut extraxiler adalah sklerenkim di luar serabut xylem.

ii. Sklereid : sel-sel yang telah mati, bulat, berdinding keras yang tahan tekanan. Dapat dijumpai tunggal/berkelompok. Misalnya : daging buah jambu biji dan pir.

4. Jaringan pengangkut/vaskuler

Merupakan jaringan yang mengangkut air & zat hara serta hasil fotosintesis. Terdiri dari :

a. Xilem (mengangkut air dan unsure hara ke daun). Terdiri dari :

i. Parenkim xylem (sudah dijelaskan),

ii. Serabut xiler (sudah dijelaskan),

iii. Trakeid adalah sel-sel tumbuhan yang dindingnya mengalami lignifikasi dan akan mati setelah dewasa. Bentuknya lancip dan panjang. Dinding selnya berlubang (pit). Trakeid memiliki 2 fungsi : penopang dan pengangkut air,

iv. Komponen pembuluh adalah sel-sel silinder yang mati setelah dewasa yang ujungnya sambung-menyambung untuk membentuk tabung pengangkut air bersel banyak.

b. Floem (mengangkut zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan). Terdiri dari :

i. Parenkim floem (menyimpan cadangan makanan),

ii. Serabut Floem (memperkuat jaringan pembuluh),

iii. Komponen pembuluh tapis merupakan sel-sel memanjang yang ujungnya saling bersatu membentuk pembuluh. Terdiri dari sel-sel hidup,

iv. Sel pengiring merupakan sel yang lebih kecil disbanding komponen pembuluh tapis. Berperan member makan komponen pembuluh tapis. Hanya terdapat pada Angiospermae,

c. Sedangkan tipe pembuluh angkut antara lain

i. Ikatan kolateral merupakan tipe pembuluh angkut xylem dan floem yang bersebelahan. Susunannya xilem di dalam, floem di luar. Terbagi menjadi dua,

Þ Kolateral terbuka : di antara xilem & floem terdapat kambium,

Þ Kolateral tertutup : di antara xilem & floem tidak terdapat kambium.

ii. Ikatan radial merupakan ikatan xilem & floem membentuk cincin silindris. Antara lain :

Þ Amfikribal : xilem berada di tengah,

Þ Amfivasal : floem berada di tengah.

5. Jaringan gabus

Merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim kubus. Di bagi menjadi:

a. Felem : dibentuk ke arah luar. Bentuknya kotak,

b. Felogen : kambium gabus,

c. Feloderm : dibentuk ke arah dalam.
Read More..
READ MORE - JARINGAN PADA TUMBUHAN

Jumat, 12 Agustus 2011

Cara Menghilangkan memori

Posted by rafly 06.04, under | No comments

Peneliti yang bekerja dengan tikus telah menemukan bahwa ketika suatu protein dihapus dari wilayah otak yang bertanggung jawab untuk mengingat rasa takut, mereka secara permanen dapat menghapus kenangan traumatik. Laporan mereka tentang penghapusan memori rasa takut pada hewan pengerat tersebut, muncul minggu ini di Science Express.

“Ketika peristiwa traumatis terjadi, itu menciptakan memori ketakutan yang dapat bertahan seumur hidup dan berefek melemahkan pada kehidupan seseorang,” ujar Richard L. Huganir, Ph.D., profesor dan direktur ilmu saraf di Sekolah Kedokteran Universitas Johns Hopkins dan Peneliti Institut Howard Hughes Medical. “Temuan kami menggambarkan mekanisme molekuler dan seluler. Temuan ini memungkinkan dalam memanipulasi mekanisme tersebut dengan obat-obatan, sehingga dapat meningkatkan terapi perilaku terhadap kondisi seperti gangguan stress pasca-trauma.”

Terapi perilaku yang dibangun di seputar “pelatihan pemunahan” pada model hewan telah terbukti membantu meringankan kedalaman tanggapan emosional pada kenangan traumatis, tapi tidak sepenuhnya menghapus memori itu sendiri.

Huganir bersama sesama pasca-doktoral, Roger Clem, berfokus pada sirkuit saraf di amigdala, bagian otak yang dikenal mendasari kondisi rasa takut pada manusia maupun hewan. Dengan menggunakan suara yang mengisyaratkan ketakutan pada tikus, mereka mengamati bahwa sel-sel tertentu di dalam amigdala bereaksi lebih aktif setelah tikus dikejutkan dengan nada keras yang tiba-tiba.

Dengan harapan dapat memahami dasar-dasar pembentukan molekul dari memori rasa takut, tim peneliti memeriksa lebih lanjut protein dalam sel-sel saraf amigdala sebelum dan sesudah membunyikan nada keras. Mereka menemukan peningkatan sementara sejumlah protein tertentu – AMPAR penyerap-kalsium – dalam beberapa jam. Kondisi ketakutan tersebut memuncak selama 24 jam, dan 48 jam kemudian menghilang.

Karena protein khusus ini secara unik tidak stabil dan bisa dihilangkan dari sel-sel saraf, para ilmuwan mengusulkan bahwa mereka mungkin bisa secara permanen menghilangkan rasa takut dengan cara menggabungkan terapi perilaku dan menyingkirkan protein tersebut. “Idenya adalah menghilangkan protein itu dan melemahkan sambungan di otak yang diciptakan oleh trauma, sehingga menghapus memori itu sendiri,” kata Huganir.

Dalam penelitian lebih lanjut, mereka menemukan bahwa penghilangan protein ini tergantung pada modifikasi kimia protein GluA1. Tikus yang kekurangan modifikasi kimia GluA1 ini tidak lagi mengingat rasa takut terhadap nada keras, sedangkan pasangannya yang masih memiliki protein GluA1 normal, tetap terpengaruh oleh memori rasa takut yang sama. Huganir menunjukkan bahwa obat yang dirancang untuk mengontrol dan meningkatkan penghapusan AMPAR penyerap-kalsium dapat digunakan untuk meningkatkan penghapusan memori.

“Hal ini mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah, kemampuan selektif menghapus memori,” kata Huganir. “Tapi suatu hari nanti mungkin ini bisa diaplikasikan pada pengobatan untuk melemahkan kenangan rasa takut dalam diri manusia, seperti sindrom stress pasca-trauma yang berhubungan dengan perang, pemerkosaan atau peristiwa traumatis lainnya.”
Read More..
READ MORE - Cara Menghilangkan memori

Makalah Cacing pipih

Posted by rafly 05.55, under | No comments

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah cacing sering digunakan untuk pengertian hewan kecil bertubuh memeanjang dan tidak mampnyai kaki, memang, dulupun para ahli hewan menganggap bahwa semua cacing memiliki persamaan-persamaan yang khas sehingga mereka menggolongkanya kedalam satu filum vermes.
Vermes (kata vermes berasala dari bahasa latin yang artinya cacing), ujung posterior (ujung belakan, ekor), permukaan dorsal (perut) permukaan ventral (permukaan bawah perut), sedangkan tubuhnya dibagi menjadi bagian kanan dan bagian kiri yang sama, dengan kata lain tubuh cacing itu simetrs bilateral.
Sekarang para ahli sepakat bahwa cacing- cacing tidak dapat digolongkan dalam satu filum karna ada ada tiga filum yaitu; Plathyhelmites, Nermathelminthes dan Annelida
Dalam penulisan makalah ini, penyusun hanya mengambila satu filum yang akan diuraikan diuraikan dalam pembuatan maklah ini yang berjudul PLATYHELMINTHES, karena kebanyakan Platyhelminthes hidup sebagai parasit, umumnya dapat merugikan manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud Platyhelminthes?
2. Apa ciri-ciri Filum Platyhelminthes?
3. Apa klasifikasi dari filum Plathelminthes?
4. Bagaimana peranan Platyhelminthes bagi kehidupan manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Platyhelminthes
2. Untuk Mengetahui Pengertian filum Platyhelminthes
3. Untuk Mengetahui Pengertian klasifikasi dari filum Plathelminthes
4. Untuk Mengetahui Pengertian peranan Platyhelminthes bagi kehidupan manusia


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Platyhelminthes
Platyhelminthes besal dari bahasa yunani yaitu platy yang berarti pipih dan helminth yang berarti cacing, dengan demikian platyhelminthes secara keseluruhan dapat dapat diartikan sebagai cacing pipih.
Hewan-hewan yang termasuk kedalam filum ini sudah memiliki alat-alat yang sederhana, seperti faring yang bersifat muscular, alat-alat pengeluaran (oragan ekskretorius) alat-alat kelamin (organ genetalis) dan lain-lain, namun demikian paltyhelminthes memiliki sistem gastrovasikuler seperti yang terdapat pada coelontereta dengan hanya memiliki satu muara, yaitu mulut yang sekaligus sebagai Anus.
Tubuh platyhelminthes terdiri dari tiga lapisan jaringan, oleh karena itu hewan-hewan yang terdapat dalam filum ini juga di kelompokan sebagai hewan triploblastik, ketiga jaringan yang terdapat pada pltyhelminthes yaitu ektodermis (lapisan luar), mesodermis (lapisan tengah) dan endodermis (lapisan dalam).
Pada cacing pipih (platyhelminthes) mulai terlihat sefalisasi (cephalisasi) yaitu adanya pemusatan sel-sel saraf dibangun di depan (anterior) tubuhnya, planaria merupakan contoh yang sangat baik karena sel-sel sarafnya terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion kepala atau otak primitive. Dari ganglion kepala terdapat dua talisaraf yang memanjang kebelakang tubuhnya membentuk seperti tangga, karena itu disebut saraf tangga tali.
B. Ciri-ciri Platyhelminthes
Hewan-hewan yang termasuk ke dalam filum platyhelminthes memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:
• Tubuhnya berbentuk pipih dengan beberapa bentuk seperti pita, keadaan tubuhnya lunak dan tidak memiliki segmen-segmen (berbuku-buku)
• Tidak memiliki sistem peredaran darah
• Sistem ekresinya dibangun oleh sel-sel berbulu getar yang disebut sel api (selenosit) dengan saluran-saluranekresinya.
• Memiliki kulit luar yang lunak, bersilia atau tertutup oleh lapisan kutikula yang dilengkapi dengan alat penghisap.
• Sisitem saraf terdiri atas ganglion otak dengan saraf-saraf tepi
• Reproduksinya berlangsung secara generatif, testis damn ovarium terdapat bersama-sama dalam satu individu.
• Umumnya ditemukan sebagai parasit yang hidup bebas, turbellaria yang hidup sebagai tidak berparasit.
C. Klasifikasi Platyhelminthes
Platyhelminthes dalam sistem klasifikasi dibagi atas tiga kelas, yaitu turbellaria (cacing berambut getar) trematoda ( cacing hisap) dan cestoda ( cacing pita).
1. Turbellaria ( cacing berambut getar)
Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat atau bentuk rabdit (Yunani: rabdit = tongkat). Hewan ini biasanya hidup di air tawar yang jernih, air laut atau tempat lembab dan jarang sebagai parasit. Tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat hisap, Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi dengan cara memotong tubuhnya
Hewan yang termasuk kedalam kelas ini meiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Pada saat dewasa memiliki rambut getar (bersilia)
b. Sistem reproduksinya hermafrodit.
c. Tubuhnya memiliki daya regenerasi yang baik, yaitu memiliki kemampuan memperbaiki tubuh yang rusak.
d. Memiliki bintik mata yang hanya bias membedakan yang gelap dan yang terang.
e. Hidup bebas diair tawar, atau laut, terkadang ditemukan dalam tanah yang basah.
Contoh spesies tulbelaria yaitu palnaria (Dugesia tigrina) yang dapat ditemukan dikolam atau disungai, biasanya melekat pada batu atau daun-daun yang terendam air.
Panjang tubuh planaria kira-kira 2 cm, mempunyai parenkim yang di dalamnya terdapat saluran pencernaan, alat-alat reproduksi, sistem ekresi dan ssstem saraf, pada parenkim itu terdapat pula lapisan-lapisan otot yang berguna untuk mengadakan gerak. Selain dengan otot, gerak adapat pula dilakukan dengan silia yang terdapat permukaan tubuhnya.
Saluran pencernaan hanya memiliki satu muara keluar mulutnya yang terdapat agak kebelakang dari pertengahan tubuh, saluran pencernaan memiliki satu cabang yang menuju kearah anterior (depan) dan dua cabang kearah posterior (belakang) masing-masing cabang bercabang-cabang lagi sehingga dapat mengisi sebagian besar tubuh hewan,
Sistem ekresi terdiri sel-sel api yang tersebar didalam parenkim, sel-sel api ini akan berhubungan dengan saluran-saluran yang akhirnya akan bermuara keluar tubuh melalui sederetan pori, masing-masing sel api berongga, mempunyai sekelompok rambut-rambut getar oleh sebab itu cacing tullbelaria juga disebut cacing berambut getar, gerakan Rambut getar ini mendoriong cairan masuk kedalam saluran ekresi itu,
Sistem saraf terdiri dari sel-sel dan serabut sarafnya membentuk semacam jala tali saraf-saraf ini di bagian anterior mempunyai lagi dan membentuk ganglion otak dan dan dianggap sebagai otaknya
Palnaria bersifat hemaprodit, pada planaria terdapat beberapa alat-alat tambahan selain berkembang biak secara generatif, hewan ini mempunyai daya regenerasi yang amat besar, jika tubuh seekor planaria di potong menjadi dua, masing-masing akan berkembang menjadi hewan lagi, potongan yang tidak mempunyai ekor akan membentuk ekor, sedangkan yang tidak berkepala akan membentuk kepala.
2. Kelas Trematoda (cacing hisap)
Trematoda merupakan Hewan yang memiliki tubuh yang diliputi kutikula dan tak bersilia. Pada ujung anterior terdapat mulut dengan alat penghisap yang dilengkapi kait. Tubuh dengan panjang lebih kurang 2,5 cm dan lebar 1cm serta simetrisbilateral.
Trematoda termasuk hewan hemafrodit, dan sebagai parasit pada Vertebrata baik berupa ektoparasit (pada ikan) maupun sebagai endoparasit. Contoh hewan Trematoda adalah cacing hati atau Fasciola hepatica (parasit pada hati domba), Fasciola gigantica (parasit pada hati sapi) dan cacing hati parasit pada manusia (Chlonorchis sinensis) serta Schistosoma japonicum (cacing darah). Dan hidup sebagai parasit yang mempunyai daur hidup yang rumit, permukaan tubuhnya tidak tertutup oleh silia, pada umumnya trematoda mempunyai alat penghisap atau lebih sering disebut cacing isap, hewan yang termasuk kedalam trematoda memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. memiliki bentuk tubuh seperti daun dan tidak bersilia
2. memiliki alat hisap satu atau dua buah
3. hidup sebagai parasit dan memiliki satu atau dua inang perantara (hospes)
4. pada umumnya terdapat hermaprodit, tetapi bebearapa juga bersifat gonokharis.
Contoh trematoda yang paling dikenal adalah fasciola hepatica atau cacing hati, panjang tubuhnya antara 2 sampai dengan 5 cm, sedangkan lebarnya sekitat 1 cm, hidupnya terdapat di dalam hati ternak, beberapa sifatnya mirip-mirip dengan sifat planaria, misalnya menyangkut simetri bilateral, sel-sel api dan sistem saraf, mempunyai dua buah alat penghisap, yang satu mengelilingi mulut dan yang satu lagi pada permukaan ventral, tidak terlalu jauh dibelakang mulut
Saluran pencernaan di mulai dari mulut yang terdapat pada ujung depan dan dikelilingi oleh alat-alat penghisap dimulut, dalam tubuh saluran hewan ini menjadi pembuluh yang kemudian dillanjutkan dengan usus yang terdiri dari dua cabang, masing-masing cabang-cabang dapat bercabang-cabang yang lebih banyak.
Reproduksi pada fasciola hepatica sangat istiumewa, daur hidupnya menempuh jalan yang berliku-liku, fasciola hepatica ini bersifat hermafrodit dan hidup sebagai parasit dalam hati hewan.
Dari setiap individu fasciola hepatica dapat di hasilkan ratusan ribu telur, telur ini melalui saluran empedu hewan yang inangya masuk kedalam usus, kemudian bersama-sama dengan tinja keluar ke dalam bebas, telur ferfil yang dapat mencapai tempat basah menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium
Mirasidium dapat masuk kedalm tubuh keong, karena akan mati jika tidak masuk kedalam tubuhnya, biasanya mirasidium bias hidup dalam bebas kurang lebih delapan jam, bila m,irasidium dapat masuk kedalam tubuh keong, dalam waktu kira-kira dua minggu maka larva itu akan berubah menjadi agak bulat, dsebut sporosista.
Sporosista akhirnya pecah dengan menghasilkan beberapa larva kedua yang masing-masing disebut redia, redia masuk kedalam tubuh keong dan menghasilkan “anak” yang berupa redia pula untuk satu generasi atau lebih, dan akhirnya dihasilkan larva ketiga yang disebut sekaria, sekaria mempunyai ekor dan berbentuk seperti berudu, lalu meninggalkan tubuh keong, lalu tidak lama berenang dengan ekornya dan kemudian berubah menjadi sista, sista ini dapat bertahan lama, jika sista termakan oleh ternak maka kulit sista itu akan larut dan munclah cacing hati yang akan menuju kehati, kemudian menjadi dewasa disana,
3. Cestoda (cacing pita)
Cestoda ini dapat mempunyai tubuh yang amat panjang, bahkan lebih panjang daripada usus hewan vertebrata yang ditempatinya, karena bentuknya pipih seperti pita maka cacing ini dikenal dengan cacing pita,tubuhnya terdiri dari segmen-segmen yang masing-masinmg disebut proglottid , kepala disebut skolek dan memiliki alat isap (sucker)yang memiliki kait (restulum) yang terbuat dari kitin, pembuatan segmen (segmentasi) pada cacing pita disebut strobilasi. Sebagai contoh :
 Taenia solium (cacing pita pada manusia)
Menyebabkan taeniasis pada skoleknya terdapat kait-kait proglotid yang matang menjadi alat reproduksinya menjadi hospes perantara pada babi.
Siklus hidupnya:
Proglottid yang sudah matang ( terdapat pada feses) bila tertelan oleh babi menjadi embrio heksakan, menembus usus dan melepaskan kait-kaitnya selanjutnya menjadi larva sistiterkus ( dalam otot lurik babi) dan tertelan oleh manusia dan menjadi cacing dewasa.


 Taenia saginata (cacing pita pada manusia)
Menyebabkan taenia saginata, pada skoleknya tidak terdapat kait-kait dan memiliki hospes perantara pada sapid an dur hidupnya sama seperti taenia solium.
 Diphillobothrium latum
Menyebabkan penyakit Diphyllobothriasis, parasit pada manusiadengan hospes perantara berupa katak sawah. (Rana cancrivora),ikan dan Cyclops.
 Echinococcus granlocus
Merupakan cacing pita pada anjing
 Himenolepis nana
Cacing pita yang hidup dalam usus manusia dan tikus, dan tidak memiki hospes perantara.


Hewan-hewan yang termasuk cestoda (cacing pita) memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Tubuhnya panjang seperti pita
b. Terdiri atas rangkaian segmen yang disebut proglittid
c. Memiliki alat penghisap yang berotot dan dilengkapi dengan kait-kait yang terbuat dari kritin yang disebut restelum.
d. Tubuhnya tidak memiliki mulut dan saluran pencernaan.
e. Makanan diserap melalui seluruh tubuhnya
f. Alat reproduksinya terdapt pada proglotid yang matang serta bersifat hermafrodit.
g. Umumnya bersifat parasit.
Contoh Cestoda yang akan diuraikan dalam makalah ini yaitu: taenia solium. Cacing ini hidup sebagai parasit pada manusia dengan inang perantara babi, panjang tubuhnya dapat lebih dari 3 meter, pada skoleks terdapat pada empat alat penghisap berotot dan kait-kait kritin yang tersusun dalam lingkaran, proglotid-proglotid baru ini bentuk dari daerah tepat di belakang skoleks dan mendesak segmen-segmen yang terbentuk lebih dulu semakin jauh kebelakang, sementara tumbuh, prolotid-prolotid memperkembangkan alat-alat reproduksi hermafrodit yang semakin kompleks.
Proglotid merupakan selubung yang melinungi embrio, melepaskan dirti dari usus inangnya untuk keluar ke alam bebas, proglotid yang masak jika tertelan oleh babi akan hancur di dalam perut inang, selubung telurnya larut, dan bebaslah embrio yang disebut heksakan, heksakan akan menembus dinding usus kemudian beristirahat di dalam otot atau jaringan lain dari babi, di sana tubuhnya bertambah besar, melepaskan kait-kaitnya dan mengalami perubahan bentuk menjadi sistireskus, sisiterkus ini dapat tertelan oleh manusia.

D. Peranan paltyhelminthes bagi kehidupan manusia
Karena kebanyakan platyhelminthes hidup sebagai parasit, pada umunya filum ini akan merugikan manusia, selain manusia, ada pula cacing pita inag domba dan anjing, dulu amat banyak orang-orang cina, jepang dan korea yang menderita karena penyakit parasit, clonorchis, disamping belum berkembang ilmu kesehatan, maka mereka juga suka makan ikan mentah atau setengah matang.
Usaha-usaha untuk mencegah infeksi cacing pita pada manusia dan pada inag lain biasanya dengan memutuskan daur cacing pita, baik dengan cara mencegah jangan sampai inang perantara terkena infeksi maupun dengan jalan mencegah jangan sampai inag sendiri terkjena infeksi, selain itu juga pembuangan tinja manusia perlu diatur menurut syarat-syarat kesehatan sehingga tidak memungkinkan heksakan yang keluar bersama tinja-tinja itu sampai tertelan babi, sementara itu semua daging babi, sapid an ikan yang mungkin mengandung sisteserkus harus dimask sebaik-baiknya oleh manusia.


BAB III
KESIMPULAN

Filum Platyhelminthes secara keseluruhan dapat diartikan sebagai cacing pipih, filum ini jug adapt dikelompokan sebagai hewan triploblastik yang artinya tiga jaringan lapisan yang terdapat pada pktyhelminthes, yaitu ektodermis ( lapisan luar),mesodermis ( lapisan tengah) dan endodermis (lapisan dalam)
Ciri dari filum Platyhelminthes ini, yaitu memiliki bentuk tubuh yang pipih, tidak terdapt rongga tubuh dan alat pencernaanya masih belum sempurna, kebanyak platyhelminthes hidup sebagai parasit baik pada hewan atau manusia kecuali pada tulbaleria, disamping itu ada pula yng hidup di perairan, platyhelminthes dalam sisitem klasifikasi dinbagi menjadi tiga kelas yaitu turbellaria, trematoda dan cestoda.
















































Read More..
READ MORE - Makalah Cacing pipih

Pembelahan Sel dan Reproduksi Tidak Selalu Identik

Posted by rafly 05.45, under | No comments

setiap sel membutuhkan seperangkat gen yang lengkap, sel purba harus menduplikasi genomnya sebelum membelah. Tiap dua sel baru kemudian menerima satu salinan genom. Karena gen terbuat dari DNA dan berada pada kromosom, ini artinya tiap kromosom harus disalin secara akurat. Ketika sebuah sel bakteri dengan satu kromosom membelah, tiap sel anak menerima satu salinan kromosom induk.
Pembelahan sel eukariotik lebih kompleks, karena tiap sel memiliki banyak kromosom. Tidak hanya semua kromosom harus diduplikasi, namun mekanisme dibutuhkan untuk memastikan setiap sel anak mendapatkan set kromosom yang identik pada saat pembelahan sel. Proses kompleks disebut mitosis.

Ketika sebuah organisme bersel satu membelah, hasilnya adalah dua organisme baru, masing-masing terdiri dari satu sel. Walau begitu, pada organisme multiseluler, pembelahan sel tidak secara otomatis menghasilkan pembentukan organisme baru. Ketika sel-sel menyusun sebuah organisme multiseluler membelah, mereka meningkatkan ukuran dan/atau kerumitan organisme asli. Proses berbeda dibutuhkan untuk menghasilkan organisme baru. Karenanya, pada organisme bersel satu, pembelahan sel dan reproduksi terjadi serentak, sementara pada organisme multiseluler, pembelahan sel dan reproduksi adalah dua proses berbeda.

Pada banyak tanaman dan jamur, setumpuk sel dapat memecah atau spora bersel satu dapat dilepas dari organisme induk dan menghasilkan organisme multiseluler individual baru. Ini disebut reproduksi vegetatif atau aseksual karena individu baru ini secara genetik identik dengan orang tua mereka. Hal ini berbeda dengan reproduksi seksual, dimana tiap individu baru mendapatkan informasi genetik yang kurang lebih sama dari dua orang tua berbeda dan karenanya merupakan rakitan genetika yang baru.

Reproduksi seksual adalah karakteristik khusus hewan dan hanya terjadi pada sebagian besar tanaman tingkat tinggi dan banyak jenis jamur. Sebagian organisme, khususnya tanaman dan jamur memiliki kemampuan reproduksi secara seksual maupun aseksual. Walaupun mereka saling hubung pada manusia dan banyak jenis hewan, penting untuk menyadari kalau seks dan reproduksi adalah dua proses berbeda dari sudut pandang biologi.

Secara khusus, bakteri tidak bereproduksi secara seksual karena bakteri baru selalu merupakan hasil dari pembelahan satu sel induk. Walau begitu, pencampuran gen dari dua individu dapat terjadi pada bakteri. Hal ini terjadi tanpa pembelahan sel dan melibatkan transfer segmen DNA yang relatif pendek dari satu sel (donor) ke sel lain (resipien). Transfer DNA menyamping demikian, antara anggota generasi yang sama disebut transmisi gen horizontal. Bila generasinya berbeda, maka ia disebut transmisi gen vertikal. Transmisi vertikal mencakup semua jenis pembelahan sel dan reproduksi yang membuat salinan baru genom, baik secara seksual ataupun tidak

sourch: Clark, D. 2005. Molecular Biology. Elsevier.
Read More..
READ MORE - Pembelahan Sel dan Reproduksi Tidak Selalu Identik

Menguak Rahasia Tape

Posted by rafly 05.27, under | No comments

Untuk orang sunda tak akan terlepass dari makanan tradsional salah satunya adalah tape. Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.

Inokulum tape, atau sering disebut ragi tape, telah lama diteliti. Dwidjoseputro & Wolf (1970) merupakan salah satu peneliti pertama yang berusaha mengidentifikasi mikroorganisme dari ragi tape dan berhasil mengidentifikasi dua spesies khamir yaitu Candida lactosa dan Pichia malanga. Djien (1972) adalah peneliti lain yang berhasil mengidentifikasi kapang Chlamydomucor oryzae, lima spesies dari genus Mucor dan satu spesies Rhizopus, serta khamir Pichia burtonii dan Endomycopsis fibuliger dari ragi tape. Chlamydomucor oryzae merupakan sinonim dari Amylomyces rouxii, dan nama terakhir tersebut merupakan nama yang sekarang digunakan (Ellis et al. 1976), Endomycopsis fibuliger dan Candida lactosa merupakan sinonim dari Saccharomycopsis fibuligera (Barnett et al. 2000), sedangkan Pichia malanga merupakan sinonim Saccharomycopsis malanga (Barnett et al. 2000). Penelitian-penelitian terbaru mengungkapkan spesies-spesies lain yang terdapat dalam ragi tape selain yang telah disebutkan di atas, antara lain khamir Candida utilis dan Saccharomyces cerevisiae,serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. (Gandjar 2003).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.

Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai minuman beralkohol.
Read More..
READ MORE - Menguak Rahasia Tape

Bunga Bangkai

Posted by rafly 05.24, under | No comments

Kita tentunya sudah sering mendengar nama bunga bangkai, namun saya yakin masih banyak diantara anda yang belum pernah melihatnya, apalagi memakannya! Ya, dimakan! Yang akan kita bahas bukanlah bunga bangkai Rafflesia arnoldii yang berbentuk ceper seperti piring dan endemik Bengkulu, melainkan bunga bangkai dari genus Amorphophallus yang bentuknya seperi corong yang menjulang ke atas. Nama genus Amorphophallus sendiri berasal dari dua kata Yunani amorphos dan phallos. Kata pertama berarti “tak berbentuk”, dan kata kedua artinya “penis”. Nama ini mengacu pada spadix bunga bangkai yang dianggap mirip alat kelamin pria.

Kingdom : Plantae
(Informal) : Spermatophyta
(Informal) : Monocotyledonae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Familia : Araceae
Sub Familia: Aroideae
Tribe : Thomsonieae
Genus : Amorphophallus

Jangan menyangka bahwa bunga bangkai adalah tumbuhan yang langka, nyatanya kita dapat membeli bunga bangkai di pasar Keputran. Jika sempat bermain ke pasar, tanyalah kepada penjual umbi-umbian nama suweg, mbote, atau iles-iles. Itu adalah umbi bunga bangkai yang untuk mendapatkannya, kita cukup mengeluarkan Rp 1000,-. Iles-iles (Amorphophallus konjac) dimanfaatkan untuk membuat konyaku (jelly asal Jepang) dan bahkan jika difermentasi akan menghasilkan minuman beralkohol yang harganya lumayan mahal. Jika punya sebotol Hennesy X.O (eXtra Old), anda akan melihat tulisan “cognac”. Itu mengacu pada A. konjac yang merupakan bahan bakunya. Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) tidak kalah menariknya. Setelah diproses untuk menghilangkan getahnya yang gatal (karena mengandung kalsium oksalat / CaC2O4) dengan cara dicuci dengan air garam atau asam sitrat,direbus dan dibumbui, suweg sangatlah nikmat untuk dikonsumsi. Selain itu, suweg juga bisa dijadikan keripik dengan cara dipotong tipis-tipis, dijemur, dibumbui, lalu digoreng kering. Bahkan, bunga dari bunga bangkai ini juga bisa dikonsumsi dengan cara dipotong menjadi lembaran-lembaran seukuran telapak tangan, kemudian ditumis. Rasanya mirip sekali dengan jamur kuping.

Jika berniat untuk menanam bunga bangkai di halaman rumah (jangan khawatir karena sebenarnya bunga bangkai tidak berbau busuk, hanya saja mirip terasi), siapkanlah gentong berdiameter 50 cm yang sudah diisi media berupa tanah yang porous (gembur). Campurkanlah pupuk NPK butiran sebanyak 3 atau 4 sendok makan ke dalam tanah dan aduk hingga rata. Kemudian, pilihlah umbi bunga bangkai yang ingin anda tanam, bisa berupa suweg atau mungkin bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanium. Tanam umbi sedalam 5-10 cm. Nantinya umbi akan mengeluarkan batang selama musim kemarau, dan jika persediaan makanan sudah mencukupi, niscaya ia akan berbunga pada musim penghujan. Jika cadangan makanan belum terpenuhi, ia akan mengumpulkan lagi pada musim kemarau berikutnya, dan seterusnya sampai memiliki cukup cadangan makanan untuk berbunga. Penulis sendiri telah mencoba menanam berbagai jenis bunga bangkai dan berhasil membungakan beberapa diantaranya, yakni A. gigas, A. paeoniifolius, A. konjac, A. beccarii, dan A. borneensis.
Read More..
READ MORE - Bunga Bangkai

Penyakit Diabetes dapat sembuh dengan tembakau

Posted by rafly 05.11, under | No comments

Sejalan dengan perkembangan jaman, bidang pertanian saat ini menghasilkan perkembangan bioteknologi molekular yang pesat, yang dapat menawarkan cara yang lebih murah daripada pembuatan vaksin dan obat tradisional melalui pabrik. Para ilmuwan telah menemukan tembakau yang menyehatkan setelah memodifikasi faktor genetiknya. Tembakau ini dapat digunakan untuk mengobati diabetes tipe 1.

Peneliti Eropa mengatakan telah menghasilkan tembakau yang mengandung senyawa anti-inflamasi (anti-peradangan) yang disebut interleukin-10 (IL-10) yang dapat membantu pasien diabetes tipe 1 yang masih menggantungkan insulin. Sejumlah perusahaan kimia pertanian, termasuk Bayer dan Syngenta, telah mencari cara untuk membuat kompleks protein dalam tanaman obat-obatan, meskipun membutuhkan proses yang lambat.

Pada saat ini, kebanyakan obat-obatan dan vaksin diproduksi melalui kultur sel dan kultur jaringan. Namun, Mario Pezzotti dari Universitas Verona, yang memimpin studi tentang tembakau yang diterbitkan dalam jurnal BMC Biotechnology, percaya bahwa tembakau tumbuh lebih efisien semenjak tanaman dunia memiliki biaya rendah untuk menghasilkan protein obat.

Berbagai jenis tanaman telah dipelajari oleh sejumlah ilmuwan di seluruh dunia, tetapi tembakau merupakan tanaman yang paling digemari dalam hal riset. "Tembakau adalah tanaman yang fantastis karena mudah mentransformasi genetik dan dengan mudah dapat mempelajari seluruh tanaman dari satu sel," ungkap Pezzotti. Kelompoknya bekerja dan menaruh minat terhadap tembakau raksasa, yaitu Philip Morris, yang mendukung konferensi tanaman berbasis obat di Verona pada bulan Juni.

Pezzotti dan koleganya - yang menerima dana untuk penelitiannya dari Uni Eropa - sekarang berencana untuk megujicobakan tanaman tersebut ke tikus yang memiliki penyakit autoimmune untuk mengetahui responnya.

Selanjutnya, mereka ingin menguji apakah pengulangan dosis kecil dapat membantu mencegah penyakit kencing manis pada orang, ketika diberikan bersamaan dengan senyawa lain yaitu glutamic acid decarboxylase (GAD65), yang juga telah diproduksi di tanaman tembakau.

Diamyd, perusahaan bioteknologi di Swedia sudah menguji secara konvensional vaksin GAD65 terhadap penderita diabetes dalam masa uji coba klinis. Bidang pertanian molekuler belum menghasilkan produk komersial pertama, walaupun Israel Protalix BioTherapeutics telah melakukan uji klinis lanjutan pada enzim untuk pengobatan penyakit Gaucher yang dihasilkan melalui kultur sel wortel. Protalix rencana untuk mengirimkan obatnya untuk persetujuan dari Amerika Serikat dan Israel.

Sourch: sikecil
Read More..
READ MORE - Penyakit Diabetes dapat sembuh dengan tembakau

Sterilisasi

Posted by rafly 05.02, under | No comments

Sterilisasi adalah proses untuk membunuh suatu jasad renik yang ada sehingga jika ditumbuhkan suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak sterilisassi harus dapat membunh jasad renik yang paling than panas yaitu spora bakteri.
Macam-macam sterilisasi yaitu:
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) yaitu megunakan suatu jaringan yang berpori sangat kecil (0.22mikron atau 0.45 mikron), sehingga mikroba terthan pada jarring tersebut, proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka terhadap panas seperti enzim dan antibiotic, ditekan dengan gaya sentrifugan atau pompa paum.(http://ekmon saurus.blogspot.com)contoh lain dari sterilisasi ini yaiotu untuk mensterilkan serum darah, toksin, larutan garam fisiologis yang tidak dapat disterilkan dengan pemanasan tinggi digunakan filter bakteri misalnya berkeled filter,chambeland filter.
2. Sterilisasi secara fisk dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran.
a. Pemijaran
Pemijaran (dengan menggunkan api langsung) membakar alat pada api langsung. Contoh alat : jarum inokokum, pinset, batang L dll
b. Panas kering
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180 C, sterilisasi ini cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya: tabung reaksi, dll.
c. Uap air panas
Konsep ini kirip dengan mengkukus bahna yang mengandung air lebih cepat menggunalkan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas brtekanan
Yaitu menggunakan uap air jenuh bertekanan tinggi pada suhu 121 C selama 15 menit (hadioetomo 1985)
Cara-cara pemanasan dapat memunuh jasad renik atu mikroorgansme terutama karena panas basaah dapat menyebabkan denoturasi protein termasuk enzimp-enzim didalam sel.
e. Pemanasan bertahap
Pemanasan bertahap dilakukan pada media atau bahan kimia tahan terhadap uap 100C (Lay dan Hastowo 1992)., pemanasan berthap (tindalisasi) dilakukan dengan cara memanaskan medium atau larutan mengunakan uap selama sat jam seiap hari berturut-turut, wakt inkubasi diantara dua proses pemansasan sengaja diadakan supaya spora dapat bergermminasi menjadi sel vegetatif sehngga mudah dibunh pad apemanasan berikutmnya. (Fardiaxz 1992).
f. Perebusan
Merupakan pemansan didalam air atau uap air pada suhu 100C selama beberapa menit(Fardiaz1992). Pada suhu ini sel vegetatif dimatikan seadangkan spora belum dapat dihilangkan. Beberapa bakteri tertentu tahan terhadap suh perebusan ini isalnya Clastriclum ferfringen dan Clastridum batilinum tetap hidup meskipun direbus selama beberapa jam (lay dan Hastowo 1992)
g. Radiasi Ionoisasi
Radiasi yang mengandung energi yang jauh lebih tinggi daripada sinar ultraviolet, oleh karenaitu mempunyai day desinfiktan yang lebih kuat, salah satu contoh radiasi ionisasi adalah sinar gama yang dipancarkan dari kobait.(fardiaz 1992)
Radiasi dengan sinar gama dapat menyebabkan ion bersidfat hiper aktif (lay dan hastowa). (http://azellyyaxs.blogspot.com/2008/sterilisasi alat_dan_bahan_html)
h. Radiasi sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki daya aniti microbial yang asangat kuat, daya kerjanya adalh absorpsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan sel, kerusakan tersebut dapat diperbaiki bila disinari dengan beras yang mempunyai gelombang yang lebih panjang. (Lay dan Hastowo 1992)
3. Penambahan bahan kimia
Menurut lay dan hastowo 1992 bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi denagn menggunakan gas bahna kimia yang sering digunkan antara lain :
a. Alkohol
Daya kerja nya adalah mengkoagulasikan protein, cairan alcohol yan umum di gunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang lebih tinggi atau rendah kurang efektifd.
b. Khlor
Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion yang akan mengakogulasikan protein sehingga membrane sel rusak dean terjadi inaktivasi enzim.
c. Yodium
Daya kerja adalah bereaksi denga tyrosin serta asam amino dengan enzim atau protein mikroorganisme.
d. Formal dehida 8%
Merupakan konsentrasi yang cukup ampuh mematikan sebagian besar mikroorganisme, daya keranya adalah berkaitan dengan amino dalam protein mikrobia.
e. Gas Etilin oksida
Gas ini dgunakan terutam untuk mensterilakn bahan yang dibuat dari plastic.sterilisasi bahankimia digunakan alcohol 70% menurut (Gupte 1990) etil alakohol sangat efektif pada kadr 70% daripada 100% dan ini tidak membunuh spora sterilisasi dengan menggunakan alcohol dlakukan pad aproses pembuatan kultur stok dan teknik isolasi.
Alkohol 70% disemprotkan pad atangan praktikum dan alat alat seperti makro pipet,. Menurut Volk dan Wheer (1988) alcohol apabila di gunakn pada kulit kontaknya terlalu pendek untuk menimbilkan banyak efek gernisisda dan alcohol segera menguap karena sifatnya mudah menguap
Read More..
READ MORE - Sterilisasi

Uji Benedict

Posted by rafly 04.55, under | No comments

Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan maupun dalam jaringan tumbuh-tumbuhan, dalam tumbuh tumbuhan karbohirat dihasilkna oleh fotosintesis, dan mencakup selulosa serta pati, pada jarinagn hewan karohidrat dalam bentuk glukosa dan glikogen.karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keronpolihidriksil data nuronanya, selain itu ia juga disusun leh 2 sampai dengan 8 monosakarida yang di rujuk sebagai oligosakarida karbohidrat mempunyai rumus umum Cn (H2O)n, Rumus ini membuat para ahli kimia menganggap karohidrata adalah hidrat dari karbon, pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalampearut organic, tetapi larut dalam air, (kecuali beberapa polisakarida) karbohidrat dibagi dalam beberapa golongan yaitu: mnosakarida, disakarida, Oligisakarida dan polisakariada. Monosakarida adalah zat yang tidak dapat dihirolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana, monosakarida dapat dibedakan berdasarkan banyak atom C pada molekulnya misalnya: Triosa dengan 3 atom C, Terrosa dengan atom 4 C, penrosa dengan 5 ataom C, heksosa dengan 6 atom C, hepatosa dengan 7 atom C, selain itu dibedakan atas gugus Aldehide atau gugus keton yang dikandungnya aldosa dan kerosa.
Monosakarida meliputi glukosa, galaktosa, maltosa, fruktosa dan lain sebaginya
Disakarida adalah seyawa yang dapat dihidrolisis menjadi molekul dsakarida.

Oligisakarida adalah karbohidrat yang dapat diuraikan menjadi 2 sampai 10 molekul monosakarida. sedangkan Polisakarida adalah polimer yang terdiri atas unit-uit monosakarida dan bila dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida

Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula reduksi dalam suatu larutan ynag indicator yaitu adanya prubahan warna dasarnya menjadi merah bata, benedict reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa karbohidrat gula pereduksi dalam suatu cairan monosakarida yang bersifat reduktor dengan ditetska reagen akan menimbulkan endapanmerahbata(Sedangkan pungujian yang menggunakan iodium sebagi reagen yang dikenal sebagi uji iod, digunkan untuk memisahkan amilum atau pati yang terandung dalam larutan tersebut, reaksi ostifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru, wana yang dihasilkan akan diperkirakan hasil dari ikatan kompleks antara amilum denga iodine sedangkan dengan glikogen akan menghasilakan warna merah, selain mengujiadanya gula pereduksi juga dilakukan semacam kuantitatif karena semakin baik gula dalam larut maka semakin warna endapan.

Teori yang mndasari percobaan ini adalah penambahan asam organic pekat, misalanya h2so4 menyebabkan karbohidrat trhidrolisis menjadi monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis penrtosa akan mengalami dehidrasi denagn asam trsebut menjadi furfural, sementara golongan heksisosa menjadi hidroksi –multifurfural. Pereaksi molisch yang terdiri dari a-naftol dalam alcohol akan beraksi dengan fiurfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat,walaupun hasil reaksi negative mnunjukan bahawa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbiohidrat, warna ungu merah-merahan menyatakan reeaksi positif, sedangkan warna hijau adlaah negatisf.

Untuk kegiatan praktikum kedua yang mendasari percobaan uji iodium adalah penambahan iodium pada suatu polisakarida aan menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati denga iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan sebagian pati yang terhidrlisis bereaksi dengan iodum membentuk merah coklat.

Pada uji benedict, teori yang mendasarinya adalah gula yang mengandung gugus aladehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+,yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.

Sedangkan teori yang mendasari hidrolisis pati dan sukrosa adalah pati (starch) tau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi ayaitu amilosa adan amilopektin, Amilosa (+-20%) memiliki struktur linir denga iodium memberikan warna warna biru serta larut dalamair, fraksi yang tidak larut disebut amilofekti (+-80%) daengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis dapat dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis dapt ditegaskan dalam uji benedict.

Sukrosa olej HCL dalam keadaan panas akan terhidolisis, lalu mengasilkan glukosa dan fruktosa, hal ini menyebabkan uji benedict yang seblum hidrolisis memberiakan hasl negative menjadi positif.pada uji hidrolisis pati inin dilakukan uji benedict supaya dapat mngidentifikasi menosakarida-monosakarida yang terbentuk(glukosa dan fruktosa)Fessenden 1997).

Read More..
READ MORE - Uji Benedict

Oogenesis

Posted by rafly 04.49, under | No comments

Oogenesis adalah proses pembentukan, perkembangan pematangan oosit hingga mampu dibuahi, oogenesis berlangsung dalm ovarium dibawah control hormone gonadotropin, kelenjar hipofisis menghasulan hormone FSH yang merangsang etumbuhan sel-sel folikel dikelilingi ovum, ovum yang matang di selubungi sel sel folikel yang disebut folikel deGraaf, folikel degraaf menghasilkan hormone estrogen, hormone estrogen merangsang kelenjar ipofisis untuk mengekresikan hormone LH, hormone LH merangsang terjadinya ovulasi, selanjutnya folikel yangsudah kosong dirangsang oleh Lh untuk enjadi badan kuning atau kopus luteum, korpus luteum kemmudian menghasilkan hormone progesterone yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH, kemudian korpus leuteum mengecil dan menghilang, sehingga akhirnya tiak membentuk progesterone lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali. (Wildan yatim, 1994)

Di dalam janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium, oogonium akan berkembang menjadi oosit primer, saaat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase, pada pembelahan miosis, oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas (http://wikipedia/embriolog/ovarium.htm)
Ovarium menghasilkan ovum, ovarium disebut jugan dengan indung telur, letak ovarium disebelah kiri dan akanan rongga perut bagian bawah, ovarium berhasil memproduksi sel telur jika wanita telah dewasa dan menglami siklus menstruasi, setelah sel telur masak, akan terjadiovulasi yaitu pelepasan sel telur dan ovarium, ovulasi terjadi setian 28 hari, sel telur disebut juga dengan ovum.
Ovarium atau indung telur adalah kelenjar kelamin betina pada hewan dan manusia, pada mahluk vertebrata termasuk manusia, mempunyai dua buah ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormone, sebagian besar burung hanyamemiliki satu ovarium, yang dapat berfungsi dengan baik, dan ular memiliki ovarium yang terususun baris.

Fungsi
Di dalam ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis), didalamproses ini sel telur akan disertai dengan suatu kelompok sel yang disebut sel folikel, pada manusia perkembangan oogenesis dari oogonium terjadi oosit terjadi dalam embrio daam kandungan dan oosit tidak akan berkembang menjadi ovum sampai dimulainya masa pubertas. Pada masa pubertas, uvom yang sdah matang akan dilepaskan dari sel folikel dan dukeluarkan dari ovarium, proses pelepasan dari ovarium disebut ovulasi, sel ovum siap untuk dibuah oleh sel-sel spermatozoa dari pria, yang apabila berhasil bergabung akan membentuk zigot.

Ovarium berfungsi mengeluarkan hormone steroid dan peptide sepeti estrogen dan progesterone, kedua hormone ini penting dalamproses pubertas wanita dan cirri-ciri seks sekunder, estrogen danprogesteron berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implementasi telur yang sudah dibuahi, selain intu juga berperan dalam memberikan sinyal kepada kelenjar hipotalamus dan pituitary dalam mengatur siklus menstruasi.

Setelah telur diovulasikan, maka akan masak ke tuba fallupi dan bergerak pelan menuju rahim, jika dibuahi oeh sperma di tuba fallopi, sel telur akan melakukan implementasi pada dinding uterus dan berkembang menjadi sebuah preoses kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi di tuba fallopi , maka terjadikehamilan ektopik, dimana kehamilan tidak terjadi dirahim, perkembangan janin pada kehamilan ektopik, dapat terjadi di tuba fallopi sendiri, bibir rahim, bahkan ovarium.

Oogenesis hanya berlangsung hingga seseorang usia 40 sampai 50 tahun, setelah wanita tidak lagi menglami menstruasi lagi (menopause), sel telur tidak diproduksi lagi.

Sel-sel kelamin primordial
Sel –sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam embrionaldari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epithelium germinatium kira kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri, masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan emberi nutrient oogonium dan secara bersama sama membentuk folikel primordial.

Folikel primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebnyak 200.000, sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kana-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel deGraff dimanan di dalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.

Oosit primer
Inti (nucleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n), satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom, satu kromosom terdiri dari dua kromatin, kromatin membawa ge-gen yang disebut DNA.

Pembelahan Miosis Pertama
Miosis terjadi didalam ovarium keitka folikel deGraaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom, satu set tetap lebih besar disbanding yang lain karena mengnadung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder, sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama, kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan menglami degenerasi.

Pembelahan miosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, jua terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya . setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanapa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salahsatu kromatid pada kromosom yang lain (pasangan). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama,. Tetapi dengan bahan genetic yang polanya bebeda.

Oosit Sekunder
Pembelahan miosis kedua biasanya hanya terjadi apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum), oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua tau tiga badan poar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetic yang berbea, ketiga badanpolar tersebut secara normal mengalami degenerasi, ovum yang masak yang telah menglami fertilisasi mulai mengalami perkembangan em,brional.
Ketika embrio berumur 6 bulan oosit primer memasuki meiosis I, mulai dari tahap leptoten, zigoten dan sampai pakiten. Waktu bayi lahir meiosis I sudah menyelesaikan diploten profase. Meiosis berhenti dulu sampai disini, sampai anak wanita itu akil baligh pada umur sekitar 12-13 tahun. Ketika wanita sudah akil baligh meiosis I diselesaikan sampai diakinesis, dan waktu mau berovulasi meiosis II berlangsung sampai metaphase. Oosit sekunder ini berhenti mengalami meiosis, sampai ada kesempatan dibuahi. Kalau tak dibuahi meiosis II tak dilengkapi sama sekali. (Wildan Yatim, 1994. Hal. 82).

Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu:
a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
b. Hormon LH (Luteinizing Hormone)
Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pengeluaran sel ovum)
c. Hormon estrogen
Estrogen berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder
d. Hormon progesteron
Hormon progesteron berfungsi juga untuk menebalkan dinding endometrium.

Read More..
READ MORE - Oogenesis

Lalat Buah (drosophila melanogaster)

Posted by rafly 04.38, under | No comments


Tanaman hortikultura yang terdiri darisayuran dan buah buahan merupakan salahsatu tanaman andalan bagi masyarakat inbdonesia sebagia bahan pangan, karena melalui biah dan sayuran masyarakat bisa memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan sehari hari. Karena merupakan kebutuhan sehari hari maka banyak masyarakat yang beusaha meneanm tanaman tersebut disekitar pekaeangan rumah atau dikebun, tetapi seringkali apa yang ditanam menjadi rusak atau bahkan tidak dapat dimakan sama sekali karena gangguan hama. Masalah kerusakan tanaman akibat adanya gangguan dari pesaing pesaing yang berupa binatang yang ikut memakan tanaman yang diusahakan dapat menurunkan kualitas dan kuantitas makanan yang dihasilkan, secara kualitas mmisalnya lalat buah menyebabkan buah jamabu menjadiberulat sehigga tidajk dapat dimakan sedangkana cara kuantitas lalat buah menyebabkan kerontokan buah sehingga hasila yang didiapatkan berkurang. Karena itu binatang pesaing yang memakan tanaman nersebut kita sebut hama yang mrugikan dan keberadaanya tidak dinginkan.

Drosphila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat di temukan dibuahbuahan busuk. Drosphila telah digunakan secar betahunb tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Berikut merupakan klasifikasi dari drosophila melaogaster (boror, 1992)

Selain tiu, drosophila juga diklasifikasikan kedalam sub ordo cyclophorpha (pengelompokan lalt yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hools) dan termasuk keda;am seri acaliprata yatu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler 1981)

Lalat dan arthrophoda lainya mempunyai konbtruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. Sgmen ini menyususn tubuh utama yaitu : kepala, thoraxs, danj abdomen. Seperti hewan simetris bilaterlal lainya, drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior ( kepala-ekor) dan poros dorsoventral ( penggung-perut) pad drosophila, determinan sitoplasnik yang sudahj ada di dalam telur member infomasi posisional untuk penempatan kedua poros ini, bahkan sebalum vertilisasi. Setelah vertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya kan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.

Adapaun ciri lain dari drosophila melanogaster :
  • Warna tubuh kuning kecoklatyan dengan cingcin berwarna hitam di tubuh bagian belakang,
  • Berukuran kecil antara 3-5 mm
  • Urat tepi sayap ( costalvein) mempunyai dua bagianyang terinteruptus dekat daenga tubuhnya.
  • Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
  • Crovein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
  • Mata majemuk berbentuk bulat agak elips dan merah.
  • Terdap mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil disbanding mata mejmuk
  • Thorax berbulu bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen 5 dan bergaris hitam.
  • Sayap panjang berwarna transparan dan posisi bermula dari thorax.

Struktur Tubuh Lalat Buah
ciri-ciri lalat buah (bactrocera sp) adalah sebagai berikut ;
  1. Lalat buah mempunyai tubuh yang berbuku-buku, baik ruas tbuh utama maupun alat tambahan, misalnya kaki dan antenna, sebagaianggota kelas serangga, lalat buah mempunyai tiga bagian tubuh, yaitu kepala, rongga dada (torak), dan perut (abdomen), lalat buahjuga mempunyai tiga pasang kaki yang muncul pada ruas-ruas toraknya.
  2. Sebagia anggota ordo diptera, lalat buah hanya mempnyai dua buah sayap, sayap yang berkembang adlah sayap bagian depan, sayap belakang mengecil dab berubah bentuk menjadi aalat keseimabanagan yang disebut dengan halter, halter ini berbentuk kepala korek api, pada permukaanya terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi sebagai indra penerima rangsang dari lingkungan, terutama kekuatan aliran udara.
  3. Lalat buah mengalami perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis secara sempurna (holometabola) pada tipe metamorfosis ini, lalat buah akan mengalami tahap telur, larava, pupa (kepompong) dan lalatdewasa dalam satusiklus kehidupanya.
  4. Alat mulut, tipe lalat buah dewasa bertipe penjilat-penerap, apabia dilihat sepintas, bentuknya menyerupai alat penyedot debu, berupa suatu salran yang bagian ujungnya melebar, sementara lalat mulut larva lalatbuah buah berupa mandibula yang berbentuk kait berlubang.
  5. Lalat dewasa memiliki bercak-bercak atau bintik-bintik hiasan warna hitam, putih atau kekuning kuningan pada sayapnya, sayapnya sendiri transparan, badanya pada beberapa bagian berwarna hitam, kemerah-merahan atau kekuning-kuningan, pada ruas belakang badan terdapat alat peletak telur atau ovivositor sama seperti serangga lain, namun bentuknya pipih.

Read More..
READ MORE - Lalat Buah (drosophila melanogaster)

Perkembangan telur ayam dan penetasanya

Posted by rafly 04.23, under | No comments

Pernahkah anda berpikir bagaimana telur diciptakan dan bagaimana perkembanganya sehingga menjadi seekor anak ayam yang lucu n imoet he he.. pengen tahu????? mari kita tengok perkembanganya...

Hari ke-1
Sejumlah proses pembentukan sel permulaan mulai terjadi. Sel permulaan untuk system pencernaan mulai terbentuk pada jam ke-18. Pada jam-jam berikutnya, secara berturut-turut sampai dengan jam ke-24, mulai juga terbentuk sel permulaan untuk jaringan otak, sel permulaan untuk jaringan tulang belakang, formasi hubungan antara jaringan otak dan jaringan syaraf, formasi bagian kepala, sel permulaan untuk darah, dan formasi awal syaraf mata. Para penetas yang sudah berpengalaman akan mampu membedakan telur fertile dan telur tidak fertile dihari ke-1 ini.

Hari ke-2
Embrio mulai bergeser ke sisi kiri, dan saluran darah mulai terlihat pada bagian kuning telur. Perkembangan sel dari jam ke-25 sampai jam ke -48 secara berurutan adalah pembentukan formasi pembuluh darah halus dan jantung, seluruh jaringan otak mulai terbentuk dan jantung mulai berdetak, jaringan pendengaran mulai terbentuk, selaput cairan mulai terlihat dan mulai juga terbentuk formasi tenggorokan.

Hari ke-3
Dimulainya pembentukan formasi hidung , sayap, kaki, dan jaringan pernafasan. Pada masa ini, selaput cairan juga sudah menutup seluruh bagian embrio. Peneropongan telur pada hari ke-3 biasanya sudah terlihat jelas mana telur yang berembrio dan mana telur yang kosong atau embrio mati.

Hari ke-4
Sel permulaan untuk lidah mulai terbentuk. Pada masa ini embrio terpisah seluruhnya dari kuning telur dan berputar ke kiri. Sementara itu jaringan saluran pernafasan terlihat mulai menembus selaput cairan.

Hari ke-5
Saluran pencernaan dan tembolok mulai terbentuk. Pada masa ini terbentuk pula jaringan reproduksi. Karenanya sudah mulai dapat juga ditentukan jenis kelaminnya. Penetas yang berpengalaman akan memanfaatkan hari ini untuk pemisahan telur sesuai jenis kelamin terutama pada burung puyuh dan itik.

Hari ke-6
Pembentukan paruh dimulai. Begitu juga dengan kaki dan sayap. Selain itu, embrio mulai melakukan gerakan-gerakan.

Hari ke-7, ke-8, dank e-9
Jari kaki dan sayap terlihat mulai terbentuk. Selain itu, perut mulai menonjol karena jeroannya mulai berkembang. Pembentukan bulu juga dimulai. Pada masa-masa ini, embrio sudah seperti burung, dan mulutnya terlihat mulai membuka.

Hari ke-10 dan ke-11
Paruh mulai mengeras, jari-jari kaki sudah mulai sepenuhnya terpisah, dan pori-pori kulit tubuh mulai tampak.

Hari ke-12
Jari-jari kaki sudah terbentuk sepenuhnya dan bulu pertama mulai muncul.

Hari ke-13 dan ke-14
Sisik dan kuku jari kaki mulai terbentuk. Tubuh pun sudah sepenuhnya ditumbuhi bulu. Pada hari ke-14 embrio berputar sehingga kepalanya tepat berada di bagian telur yang tumpul.

Hari ke-15
Jaringan usus mulai terbentuk di dalam badan embrio.

Hari ke-16 dan ke-17
Sisik kaki, kuku dan paruh semakin mengeras. Tubuh embrio sudah sepenuhnya tertutupi oleh bulu yang tumbuh. Putih telur sudah tidak ada lagi, dan kuning telur meningkat fungsinya sebagai bahan makanan yang sangat penting bagi embrio. Selain itu, paruh sudah mengarah ke rongga kantung udara, selaput cairan mulai berkurang, dan embrio mulai melakukan persiapan untuk bernapas.

Hari ke-18 dan ke-19
Pertumbuhan embrio sudah mendekati sempurna. Kuning telur mulai masuk ke dalam rongga perut melalui saluran tali pusat. Embrio sudah semakin besar sehingga sudah memenuhi seluruh rongga telur kecuali rongga kantung udara. Makanya ketika peneropongan telur dilakukan akan terlihat gelap sepenuhnya kecuali kantung udara.

Hari ke-20
Kuning telur sudah masuk sepenuhnya ke dalam tubuh embrio. Embrio yang hampir menjadi anak ayam ini menembus selaput cairan, dan mulai bernapas menggunakan udara di kantung udara. Saluran pernapasan mulai berfungsi dan bekerja sempurna. Ketika waktu peneropongan kita dapatkan kantung udara yang juga gelap maka dapat dipastikan bahwa embrio tersebut telah mati.

Hari ke-21
Anak ayam menembus lapisan kulit telur (pipping) dan pada akhirnya menetas.
Seluruh kegiatan di atas (candling)dapat kita lakukan dengan bantuan alat peneropong telur . Prinsip kerja alat ini adalah memanfaatkan pantulah cahaya dari lampu untuk mengetahui isi telur.

Pendukung Penetasan Telur
Mesin tetas (inkubator) merupakan alat pokok dalam penetasan telur. Kesalahan dalam menyiapkan mesin tetas ini dapat berakibat gagalnya penetasan telur. Kegagalan akibat dari kondisi alat ini dapat mencapai lebih dari 50%. Untuk itu, mesin tetas harus disiapkan dengan sebaik-baiknya agar penetasan telur berlangsung dengan baik.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal alat penetasan telur ini adalah dengan memperhatikan suhu dan kelembapan ruang dalam mesin penetasan. Selain itu, keadaan ventilasi udarapun perlu dicermati. Bila salah satunya saja tidak berfungsi dengan baik maka penetasan akan gagal.

Suhu Ruang Penetasan
Suhu di dalam ruang penetasan sangat menentukan keberhasilan penetasan telur. Bila suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah dari suhu rieal maka dikhawatirkan akan menimbulkan kemarian embrio.Untuk itu, suhu ruang penetasanh arus mencapai ideal.

Mesin tetas yang ada saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu mesin berkipas angin (forced air) dan mesin tanpa kipas angin (still air). Suhu kedua jenis mesin ini berbeda. Tabel 2 memberikan gambaran mengenai suhu ideal ruang mesin tetas yang diperlukan dalam penetasan telur ayam berdasarkan kedua jenis mesin tetas.

Dalam pengoperasian mesin tetas, suhu tersebut harus stabil dan perlu dilakukan pengontrolan reratur. Pengontrolan suhu dapat dilakukan dengan melihat termometer di dalam mesin tetas melalui jendela kaca pada mesin atau saat pemutaran telur. Agar diperoleh suhu yang stabil sebaiknya mesin tetas dilengkapi dengan termostat sebagai alat pengonrol suhu.
Selama pelaksanaan penetasan rclur ayam dapat terjadi suhu penerasan maupun suhu

pengeraman terlalu tinggi atau terlalu rendah. Pengeraman merupakan proses yang terjadi pada telur hingga hari ke-18, sedangkan penetasan merupakan proses setelah hari ke’18. Berikut beberapa kemungkinan ketidakstabilan suhu saat melakukan penetasan telur ayam dan cara mengatasinya.

a. Suhu pengeraman terlalu tinggi
Suhu pengeraman yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan terjadinya kematian embrio pada hari ke 2 hingga ke 4 dan pada minggu kedua yang tinggi. Bila embrio ayam dapat tumbuh sempurna, seringkali paruhnya tidak berada dalam kantung udara dan kondisi anak ayam yang menetas akan kurang baik seperti mata tertutup. Untuk mengatasi suhu pengeraman yang terlalu dnggi ini dapat dilakukan dengan cara memutar sekrup pengatur termostat ke arah kanan (searah jarum jam) sehingga bohlam mati. Pemutarani ni hanya secukupnya saja hingga tercapai suhu yang diinginkan suhu yang diinginkan ini dapat dilihat pada termometer yang ada dalam mesin tetas.

b. Suhu penetasan terlalu tinggi
Suhu penetasan yang terlalu tinggi menyebabkan telur menetas terlalu awal karena embrio terlalu dini meretakkan (pipping) kerabang telur. Selain itu, anak ayam yang menetas pun bulunya pendek. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan seperti pada cara mengatasi bila suhu pengeraman terlalu tinggi.

c. Suhu pengeraman terlalu rendah
Suhu pengeraman yang terlalu rendah dapat menyebabkan kematian embrio pada hari ke-2 hingga ke-4 dan minggu kedua menjadi tinggi. Selain itu, anak ayam akan terlambat menetas. Saat menetas pun anak ayam akan mengalami pusar yang basah dan tidak menutup dengan baik. Untuk mengatasi suhu ruang pengeraman yang terlalu rendah ini dapat dengan memutar sekrup pengatur termostat ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) hingga bohlam menyala dan suhu yang dikehendaki tercapai. Bila menggunakan lampu teplok, pengaturan dapat dilakukan pada pengatur sumbu lampu teplok, yaitu ke arah kanan hingga nyala lampu menjadi lebih besar.

d. Suhu penetasan terlalu rendah
Suhu penetasan yang terlalu rendah menyebabkan kecenderungan terlambatnya telur menetas. Kondisi anak ayam yang menetas pun akan kurang baik seperti tubuh lembek dan jari-jari kaki bengkok. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan seperti pada cara mengatasi bila suhu pengeraman terlalu rendah.

Kelembapan Ruang Penetasan
Agar embrio dapat berkembang dengan baik dan menetas hingga menghasilkan anak ayam normal, air di dalam telurnya harus menguap dengan laju penguapan yang tetap. Akibat penguapan tersebut kantung udara di dalam telur akan membesar. Untuk mencapai kondisi itu, mesin harus dilengkapi bak air yang berfungsi untuk menampung air sebagai sumber kelembapan dalam mesin tetas.

Kelembaban ideal yang diperlukan dalam peneasan telur ayam adalah hari ke-1 hingga ke-18 sebesar 55-60%, sedangkan hari ke-19 hingga ke-21 sebesar 70%. Cara mengukur kelembapan dalamruang penetasan dapat dengan menggunakari higrometer. Namun demikian, pada mesin tetas sederhana tidak selalu dilengkapi dengan alat ini. Sebagai patokan hanyalah dengan cara mengisi air sebanyak dua pertiga bagian bak air. cara ini sudah cukup untuk mencapai kondisi kelembapan yang diinginkan. Sebagaimana dengan suhu, kelembapan ruang penetasan dapat menjadi tinggi atau rendah, baik pada saat periode penerasan maupun pengeraman Berikut beberapa kemungkinan adanya ketidak stabilan, kelembapan saat melakukan penetasan telur ayam dan cara mengatasinya.

a. Kelembapan pengeraman terlalu tinggi
Kelembapan yang terlalu tinggi dalam ruang mesin tetas selama periode pengeraman dapat menyebabkan embrio terlalu dini meretakkan (pipping) kerabang telur, anak ayam menetas terlalu dini, serta kondisi anak ayam kurang baik seperti tidak dapat berdiri.
Untuk mengatasi kelembapan pengeraman yang terlalu tinggi, sebaiknya bak air dalam ruang penerasan hanya diisi dengan air sebanyak seperdua bagian bak air. selain itu, sirkulasi udara dalam mesin tetas diusahakan lancar dengan cara membuka ventilasinya.

b. Kelembapan penetasan terlalu tinggi
Kelembapan yang terlalu tinggi dalam ruang mesin reras selama periode penetasan menyebabkan laju penguapan air tidak lancar karena terhambat. Embrio seolah-olah tergantung dalam air. Anak ayam yang menetas akan lengket pada kerabang telur dan lembek. Untuk mengatasi kelembapan penetasan yang terlalu tinggi ini dapat dilakukan seperti kalau kelembapan pengeramannya terlalu tinggi.

c. Kelembapan pengeraman terlalu rendah
Kelembapan yang terlalu rendah dalam ruang mesin retas selama periode pengeraman menyebabkan telur akan terlambat menetas. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya bak air diisi sebanyak dua pertiga bagiannya dan diberi kain lap. Dengan pemberian kain lap ini maka kelembapan akan meningkat.

d. Kelembapan penetasan terlalu rendah
Kelembapan yang terlalu rendah dalam ruang mesin reras selama periode penetasan menyebabkan laju penguapan air terlalu cepar sehingga embrio kekurangan air. Anak ayam yang menetas akan kekeringan dan dengan mara rertutup. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan seperti kalau kelembapan pengeraman terlalu rendah. Selain itu, pembukaan pintu mesin tetas dikurangi atau jangan terlalu lama. Untuk itu pembalikan telurnya hanya dilakukan tiga kali sehari.

Read More..
READ MORE - Perkembangan telur ayam dan penetasanya

Keajaiban Penciptaan Telur

Posted by rafly 04.17, under | No comments

Bagaimana Telur di Ciptakan?????

Tak dipungkiri telur merupakan sebuah keajaiban besar di alam yang mengandung zat gizi sempurna untuk kehidupan embrio ternak unggas. Meskipun begitu, untuk dapat menghasilkan bakal anak, telur harus mendapatkan lingkungan yang nyaman (comfort zone) supaya embrio yang ada di dalamnya dapat berkembang dengan baik dan menetas pada waktunya. Biasanya sang induk akan mengerami telur secara alami atau bisa juga menggunakan mesin tetas.
Sebelumnya, sang induk harus menyediakan sejumlah 'makanan' yang cukup di dalam telur untuk perkembangan embrio rnulai dari awal peneloran sampai embrio bertumbuh menjadi seekor anak ayam dan menetas.

Uniknya, perkembangan embrio unggas terjadi di luar tubuh induknya. Dengan kata lain, sejak telur terpisah dari induknya, embrio akan berkembang dengan memanfaatkan zat putih telur dan kuning telur yang ada di dalam telur. Subhanallah, inilah kebesaran Allah yang diperlihatkan dalam sebutir telur.

Bandingkan dengan embrio manusia yang terus menerus menerima suplai makanan dari ibunya di dalam rahim, normalnya selama 9 bulan 10 hari. Sedikit saja supiai makanan terganggu, maka pertumbuhan janin juga akan terganggu, dan tidak jarang berdampak fatal bagi sang janin.

Begitu berhasil memecahkan kerabang, anak ayam akan bercuap-cuap untuk pertama kalinya. Inilah tasbih-nya anak ayam. Bukankah semua makhluk yang ada di muka bumi bertasbih mensucikan nama Tuhan. Firman Allah, "Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepadaNya bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi dan burung (pun bertasbih) dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS An Nur ; 41). Ayat yang senada juga menjadi ayat pertama dalam tiga surat lain di dalam Al Quran, yaitu surah Ash Shaff, Jumu'ah, dan At Taghabun.

Ya Allah, sungguh dalam sebutir telur ayam yang kecil mungil terserak pelajaran penting yang bila diamati seyogianya akan membuat kita bertafakkur dan takjub akan kemahabesaran Allah Maha Pencipta. Wallahu a'lam.

Read More..
READ MORE - Keajaiban Penciptaan Telur

Fertilisasi

Posted by rafly 04.08, under | No comments

Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio. Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal. Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak). Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptile dan aves.

Secara umum kelas vetebrata memiliki cara perkembangan fertilisasi yang berbeda-beda seperti yang ditulis oleh salah seorang guru dari sebuah situs online menyatakan bahwa :
Mamalia : Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
Ovipar (Bertelur) : Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.
Vivipar (Beranak) : Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
Ovovivipar (Bertelur dan Beranak) : Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.
Reproduksi Ikan

Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan. Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.

Reproduksi Amfibi (Amphibia)
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka. Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap. Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.

Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
Reproduksi Reptil (Reptilia)
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.

Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
Reproduksi Burung (Aves)
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.

Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

Read More..
READ MORE - Fertilisasi

Minggu, 07 Agustus 2011

sistem reproduksi

Posted by rafly 01.54, under | No comments

Sistem reproduksi manusia:
Rata Penuh
A. Spermatogenesis

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.

Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.

Proses Spermatogenesis : Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.

Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.

B. Oogenesis

Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.

Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.

Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.

Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 – 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.

C. Siklus Menstruasi

Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi terjadi secara perfodik satu bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause.

Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh.

Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.

D. Pembentukan Embrio

Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, terjadilah zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluokan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).

Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio.

Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.1.

Pembuatan Lapisan Lembaga. Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk Pula kantung kuning telur (Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena kantung ini berisi persediaan makanan bagi embrio.

Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka, otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.

Membran (Lapisan Embrio). Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :

a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)

Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.

b. Amnion

Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan.

c. Alantois

Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tall pusat.

d. Korion

Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus.

Plasenta atau Ari-Ari. Plasenta atau ari-ari berbentuk seperti cakram dengn garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari 28 setelah fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier) berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin.

Catatan : Makin tua kandungan, jumlah estrogen di dalam darah makin banyak, progesteron makin sedikit. Hal ini berhubungan dengan sifat estrogen yang merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan progesteron mencegah kontraksi uterus. Hormon oksitosin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis jugs berperan dalam merangsang kontraksi uterus menjelang persalinan. Progesteron dan estrogen juga merangsang pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi setelah kelahiran hormon prolaktin yang dihasilkan kelenjar hipoftsislah yang merangsang produksi air susu.

E. Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah suatu cara yang bertujuan mencegah terjadinya pembuahan, terdapat beberapa metode, antara lain:

a. Tanpa Alat Bantu

Dengan cara tidak melakukan koitus pada masa subur wanita (hari 12 – 16 siklus haid). Cara ini dikenal dengan nama sistem kalender atau abstinensi.

b. Menggunakan Alat Bantu

Mencegah pertemuan ovum dengan spermatozoa, dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu, misalnya : kondom, spiral, jelly, dan lain-lain.

c. Sterilisasi

Sterilisasi dilakukan dengan mengikat/memotong saluran vas defereus dikenal dengan istilah vasektomi, atau mengikat/memotong tuba fallopii dikenal dengan istilah tubektomi.

Read More..
READ MORE - sistem reproduksi

Asal Mula Biologi

Posted by rafly 01.46, under | No comments

Asal Mula Biologi
Aristoteles dan biologi
lmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi Aristoteles, "filosofi alam" adalah cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adalah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians).

Berdirinya biologi modern
istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generais et Dendrologia.

Cakupan ilmu Biologi
Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya).

Biologi membagi organisme berdasarkan kelompok;
Makhluk hidup atau organisme sangat beraneka ragam. Taksonomi mempelajari bagaimana organisme dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan dan perbedaan yang dimiliki. Selanjutnya, berbagai kelompok itu dipelajari semua gatra kehidupannya, sehingga dikenallah ilmu biologi tumbuhan (botani), biologi hewan (zoologi), biologi serangga (entomologi), dan seterusnya.

Berdasarkan organisasi kehidupan;
Kehidupan berlangsung dalam hirarki yang terorganisasi. Hirarki organisme, dari yang terkecil hingga yang terbesar yang dipelajari dalam biologi, adalah sebagai berikut:
  1. sel;
  2. jaringan;
  3. organ;
  4. sistem organ;
  5. individu;
  6. populasi;
  7. komunitas atau masyarakat;
  8. ekosistem; dan
  9. bioma.

Kajian-kajian subindividu mencakup biologi sel, anatomi dan cabang-cabangnya (sitologi, histologi dan organologi), dan fisiologi. Pembagian lebih rinci juga mungkin terjadi. Misalnya, anatomi dapat dikhususkan pada setiap organ atau sistem (biasa terjadi dalam ilmu kedokteran): pulmonologi, kardiologi, neurologi, dan sebagainya).
Tingkat supraindividu dipelajari dalam ekologi, yang juga memiliki pengkhususan tersendiri, seperti ekofisiologi atau "fisiologi lingkungan", fenologi, serta ilmu perilaku.

Berdasarkan Interaksinya;

Hubungan antarunit kehidupan maupun antara unit kehidupan dan lingkungannya terjadi pada semua tingkat organisasi. Selain mempelajari kehidupan melalui berbagai tingkatan di atas, biologi juga mempelajari hal-hal berikut, melalui cabang ilmunya masing-masing:

biologi perkembangan (developmental biology): ilmu yang mempelajari tahap perkembangan makhluk hidup (ontogeni) dari telur yang dibuahi menjadi individu;
  • genetika: ilmu yang mempelajari pewarisan keturunan;
  • etologi: ilmu yang mempelajari perilaku makhluk hidup;
  • sistematika: ilmu yang mempelajari keanekaragaman organisme dan hubungannya dengan relasi tertentu;
  • ekologi: ilmu yang mempelajari habitat dan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya;
  • evolusi: ilmu yang mempelajari perubahan yang terjadi pada makhluk hidup; dan
  • ksenobiologi: ilmu pengetahuan spekulatif tentang adanya makhluk hidup selain di bumi.
  • mikologi : ilmu yang mempelajari mengenai cendawan/ jamur
  • mikrobiologi : ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk mikroskopis

bahkan terdapat sub ilmu biologi yang berkaitan dengan ilmu lain seperti biokimia dan biofisik, dimana ilmu biologi dilihat dari sudut pandang kimia dan fisika.

Read More..
READ MORE - Asal Mula Biologi